Menengok Keindahan BPTU-HPT Padang Mangatas dalam Memproduksi Bibit Sapi Unggul di Indonesia.

Menengok Keindahan BPTU-HPT Padang Mangatas dalam Memproduksi Bibit Sapi Unggul di Indonesia.

Terletak di kaki Gunung Sago, lokasi salah satu Unit Pelaksana Teknis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, yaitu BPTU-HPT (Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak) Padang Mengatas amat strategis sebagai Balai Pembibitan yang bertugas menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul.

Didirikan pertama kali oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1916 untuk pengembangan ternak kuda, bangunan kantor BPTUHPT masih menyisakan sisa-sisa sejarah kolonial. Bangunan berarsitektur Belanda ini masih berdiri kokoh.

BPTUHPT Padang Mengatas pernah mencapai masa keemasannya pada tahun 1955, peternakan ini merupakan stasiun peternakan yang terbesar di Asia Tenggara, dimana ternak yang dipelihara adalah ternak kuda, sapi, kambing dan ayam. Namun pergolakan politik tahun 1958 –1961 dengan terjadinya peristiwa PRRI, UPT perbibitan ini menjadi basis utama pertahanan PRRI sehingga rusak berat. Barulah setelah peristiwa itu berlalu, BPTUHPT Padang Mangatas kembali ditata ulang.

BPTUHPT Padang Mangatas lokasi tepatnya di Padang Mengatas, Kecamatan Luhak Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat. Berjarak ±12 Km dari Kota Payakumbuh dan ± 136 Km dari Kota Padang, ibu kota Propinsi Sumatera Barat. Perjalanan ke UPT perbibitan ini menghabiskan waktu sekitar 4 jam. UPT perbibitan ini di utara berbatasan dengan Kenagarian Mungo dan Bukit Sikumpar, disisi Selatan dengan Gunung Sago. Sedangan di sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Talaweh, dan di barat dengan Kenagarian Sungai Kamuyang Timur.

BPTUHPT Padang Mangatas merupakan Balai Pembibitan ternak sapi potong berbasis padang penggembalaan seluas 280 hektar. BPTUHPT yang memiliki panorama yang menakjubkan ini jauh dari kesan peternakan konvensional. Bayangan anda mengenai peternakan yang bau kotoran sapi, berantakan, sapi-sapi yang diikat dalam kandang beserta rumput-rumput yang berceceran, akan sirna seketika begitu menjejakkan kaki di BPTUHPT ini.

Padang penggembalaan yang terhampar luas dan menghijau, serta dilengkapi dengan sapi-sapi yang sehat, sangat indah untuk dipandang. Oleh karena keindahannya ini, banyak masyarakat yang datang hanya untuk sekedar berfoto, bahkan melakukan foto pre-wedding di lingkungan UPT perbibitan ini.

BPTU-HPT Padang Mangatas saat ini memproduksi bibit unggul sapi pejantan atau yang biasa disebut Bull berkualitas tinggi untuk produksi semen beku, guna teknologi Inseminasi Buatan bagi dua BIB Nasional maupun BIB milik Pemerintah Daerah. Disamping itu juga memproduksi ternak sapi bibit jantan dan betina bagi stakeholders baik perusahaan maupun peternak.

Tidak hanya memproduksi ternak unggul, BPTUHPT Padang Mangatas juga menghasilkan bibit Hijauan Pakan Ternak yaitu rumput Brachiaria Decumben, Star Grass dan Leguminosa. Rumput jenis Legume mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu 25,2%, Brachiaria Decumben mempunyai kandungan protein 14,44%, sedangkan Star Grass mempunyai kandungan protein 13,86%. Oleh karena itu, ternak yang mengkonsumsi hijauan pakan jenis rumput ini sudah cukup terpenuhi dari sisi kebutuhan nutrisinya terutama untuk kebutuhan protein tinggi yang dibutuhkan untuk proses reproduksi ternak, sehingga tidak perlu lagi ada penambahan konsentrat.

Ternak sapi potong yang dikembangkan di BPTU-HPT Padang Mangatas saat ini yaitu sapi Simmental, Limousin dan jenis sapi lokal yakni sapi Pesisir Selatan asli tanah Minang.

Menurut Sugiono Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, “Kunci keberhasilan untuk pembibitan ternak sapi potong adalah management, breeding dan feeding, serta pengawasan terhadap penyakit hewan”. Oleh karena itu, manajemen padang penggembalaan telah mulai diterapkan sejak tahun 2012 di BPTUHPT Nasional yang diantaranya yakni di BPTUHPT Padang Mangatas dengan pengembangan rumput Brachiaria Decumben, Star Grass dan Leguminosa dengan sistem rotating grazing.

Melalui manajemen padang penggembalaan ini maka ternak dapat memperoleh pakan yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Perkembangan bobot badan harian (PBBH) atau Annual Daily Growth (ADG) ternak sapi potong di BPTUHPT Padang Mangatas untuk sapi Limousin dan Simmental telah mencapai 0,8 – 1,2 kg/hari. Sedangkan untuk sapi Pesisir Selatan yang rata-rata ADG hanya 0,1 kg/hari dan bobot hidup 250 kg, namun di BPTUHPT Padang Mangatas ADGnya mencapai 0,5 kg/hari dengan bobot mencapai 350 kg.

Manajemen perbibitan di BPTUHPT Padang Mangatas juga dilakukan dengan sistem pengelompokan ternak menjadi 5 (lima) kelompok (group), yaitu induk beranak, anak lepas sapih, muda dan dara, induk kering kandang dan pejantan (bull). “BPTUHPT Padang Mangatas juga melakukan upaya memperpendek jarak beranak atau calving interval menjadi 13 bulan, yaitu 9 bulan bunting dan 4 bulan kering kandang.

Di sisi lain, untuk mendukung pembibitan ternak nasional, BPTU-HPT Padang Mangatas juga memberikan bimbingan teknis untuk penanganan masalah reproduksi dan teknologi pembenihan pakan ternak kepada Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat di seluruh Indonesia.

Peningkatan ternak bibit akan menghasilkan peningkatan populasi dan produksi sapi potong di Indonesia.

Semangat Menuju Lumbung Pangan Dunia

Share :

Tweet

More

Related Post